Takut Kecolongan Papua Nugini, RI Garap Migas Papua


http://images.detik.com/content/2011/11/14/1034/Reuters3-dalam.jpeg


Pemerintah Indonesia cepat-cepat ingin menggarap hasil migas di wilayah Papua. Ini dilakukan agar hasil migas di Papua tidak ikut tersedot oleh Papua Nugini.

Demikian disampaikan Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo di kantornya, Jakarta, Senin (14/11/2011).

Widjajono mengatakan, sampai saat ini eksplorasi migas di Papua masih terganjal oleh aturan di sektor kehutanan. Karena itu Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini meminta Kementerian Keuangan untuk bisa memfasilitasi eksplorasi migas di Papua. Apalagi Papua Nugini yang berbatasan dengan Papua sudah memproduksi migas di hutan mereka.

"Mereka (Papua Nugini) tidak ada larangan untuk mengebor di hutan mereka. Di sana investasinya bagus, penemuan migasnya banyak," tambah Widjajono.

Dikhawatirkan, jika Indonesia belum melakukan pengembangan migas di Papua, maka cadangan migas yang terdapat di bawah tanah wilayah Papua bisa ikut tersedot oleh kegiatan eksploitasi yang dilakukan di Papua Nugini.

Widjajono mengatakan Kementerian ESDM serius untuk mendorong pengembangan migas di wilayah Papua. Mengingat cedangan migas yang terdapat di daerah tersebut terbilang cukup besar.

"Berdasarkan foto satelit yang ada, wilayah Papua dan sekitarnya diperkirakan memiliki cadangan migas yang besar," ungkap Widjajono.

Lewat foto satelit tersebut, Widjajono mengatakan sudah ada beberapa perusahaan migas yang berminat mengembangkan migas tersebut.

Namun, tidak jauh dari masalah klasik, untuk melakukan pengembangan di wilayah Papua masih terkendala dengan masalah izin dan lahan hutan lindung dari Kementerian Kehutanan.

Maka itu pihak investor bisa dibilang masih ragu untuk merealisasikan hal tersebut. "Ini kita memang masih dihadapi masalah klasik, seperti izin dan lahan. Makanya banyak yang investor tidak mau mengembangkan sektor migas di Indonesia" lanjutnya.

"Kami akan bicarakan ini dengan Menteri Kehutanan secepatnya," tambah Widjajono.

Dia sempat mengatakan, untuk melakukan pengembangan seperti pengeboran lapangan migas dari sebuah lahan tidak membutuhkan wilayah luas. Misalnya, dari 1.000 hektar yang dipakai untuk eksplorasi migas hanya 80 hektar saja.

"Itu pun kita tidak mengelupas kulit bumi, tapi ibarat menyuntiknya saja. Jadi tidak merusak," tuturnya.

(nrs/dnl)




sumber :http://finance.detik.com/read/2011/11/14/154832/1767097/1034/takut-kecolongan-papua-nugini-ri-garap-migas-papua?f990101mainnews

Arsip Blog