Masih Banyak Korupsi, Proyek Listrik Nuklir Belum Aman

http://images.detik.com/content/2011/11/14/1034/Widjajono1-dalam.jpg


Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo tidak takut dengan kecaman Persatuan Insinyur Indonesia (PII) karena tidak setuju dengan Pembangunan Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Korupsi yang masih merajalela jadi salah satu alasan listrik nuklir tak aman.

Demikian disampaikan Widjajono dalam acara diskusi Sindo Hot Topic di Oh La La Cafe, Jakarta, Senin (14/11/2011).

"Saya tahu insinyur Indonesia itu pintar dan banyak yang kerja di luar negeri. Saya juga insinyur, biaya nuklir tak murah, lebih murah batubara. Nuklir risikonya juga besar. Kita kalau nuklir terbuka sajalah soal biayanya, risikonya dan kesiapan kita bagaimana. Kalau dikorupsi, itu nggak aman," tuturnya.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengatakan, di AS dan Jepang pembangunan energi nuklir ini banyak dikorupsi sehingga seringkali terjadi kebocoran.

Banyak negara saat ini memang memilih listrik dengan nuklir karena harganya lebih murah dari listrik dengan tenaga BBM. Jika menggunakan BBM, maka biaya listrik 36 sen, sedangkan nuklir hanya 12 sen.

Namun batubara lebih murah biayanya, meskipun banyak orang mengeluhkan soal emisi batubara. Jadi dia lebih memilih batubara, lalu listrik panas bumi, dan kala ini semua sudah beres mungkin bisa mulai memikirkan energi nuklir.

Menurutnya, ada baiknya jika Indonesia bekerjasama dengan Singapura untuk pengembangan listrik bertenaga nuklir ini. "Saya percaya mereka (Singapura) masalah korupsi. Kontrak dan pengawasan lebih baik. Pokoknya jauh dari kita, maaf saya ya," imbuhnya.

Jadi menurut Widjajono, masalah korupsi di Indonesia bakal menjadi masalah dalam pengembangan energi nuklir ini.

Sebelumnya, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyayangkan pernyataan Widjajono soal sulitnya penerapan PLTN di Indonesia. Padahal, rencana tersebut merupakan master plan nasional programnya pemerintah.

Pernyataan Widjajono secara tidak langsung melecehkan kemampuan insinyur nuklir dalam negeri yang saat ini jumlahnya sekitar 4.000 orang. Padahal, kata dia, selama ini insinyur-insinyur nuklir Indonesia banyak dipakai oleh negara.


(dnl/hen)





sumber :http://finance.detik.com/read/2011/11/14/130848/1766916/1034/masih-banyak-korupsi-proyek-listrik-nuklir-belum-aman?f990101mainnews

Arsip Blog