Air Kencing Manusia Rp 1.000 / Liter

Bangun pagi Anda ingin pipis, jangan buru-buru dibuang di lubang WC dulu. Sebab di Indramayu, air seni (urine) memiliki nilai ekonomis, karena bisa dijual per liter harganya Rp 1 ribu. Bisnis air seni yang dikembangkan masyarakat Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jabar dinilai paling aman dari pengaruh globalisasi akibat membanjirnya produk China.

Spoiler for pic:




Setiap hari, tak kurang dari 1.500 liter urine yang ‘dihasilkan’ berbagai lapisan masyarakat dikumpulkan dan ditampung di sebuah gudang milik PT Dwi Fajar, perusahaan yang memproduksi pupuk organik cair di Blok Karangsinom, Kandanghaur, Indramayu.

Di gudang penyimpanan PT Dwi Fajar yang ber-AC itu, urine sudah tidak berbau lagi. “Beda ketika air kencing masih di perjalanan. Waduh baunya sangat menyengat,” kata Darmin, 38 warga Blok Cilet yang mencoba memproduksi urine dari seluruh anggota keluarganya dan dijual ke PT Dwi Fajar 1 liter harganya Rp 1 ribu.

Siapa sangka, air berbau pesing yang merupakan limbah manusia itu, kata Dibyo, 50, salah seorang pekerja PT Dwi Fajar setelah dicampur bahan-bahan alamiah seperti air kelapa, dan sebagainya kemudian diproses menggunakan sistem fermentasi menjadi sebuah produk pupuk organik cair yang mampu menyuburkan segala macam tanaman seperti padi dan palawija.

Pupuk organik cair itu dikemas dalam botol, dan harga jual per liternya mencapai Rp 30 ribu. “Penggunaan pupuk organik cair pada setiap 1 HA (Hektar) tanaman padi cukup 2 liter saja atau seharga Rp60 ribu,” ujar Dibyo.

Perbandingan manfaat antara pupuk urea produksi pabrik dengan pupuk organik cair, menurut Dibyo, 1 liter pupuk organik cair yang harganya hanya Rp 30 ribu sama dengan 100 Kg pupuk urea yang harganya Rp 190 ribu. Penggunaan pupuk organik cair itu ternyata lebih efisien dan hasilnya sangat menggembirakan.

Sumber : www.nonblok.com

Arsip Blog