Sebelumnya ada yang udah tahu belum apa itu Thek-Thek???, okeh deh buat yang belum tahu, saya bakal ngenalin seni musik dari daerah saya, yaitu Thek-Thek. Tetapi sebelumnya saya akan menjelaskan mengenai sejarah Kenthongan, " loh kok kenthongan sih gan ?" makannya gan Dibaca dulu ya, Let's Checkidot!!
Spoiler for Kenthongan:
|
Menyebut kenthongan, pikiran kita langsung tertuju pada alat komunikasi tradisional tempo dulu. Alat itu juga tak bisa dipisahkan dari kesan suasana kampung yang gelap. Kentongan, atau dalam bahasa Jawa disebut Jidor yaitu alat yang cara penggunaanya dipukul yang terbuat dari batang pohon (terutama kayu jati gan) atau bambu yang diukir. Kenthongan bermanfaat sebagai alat komunikasi jarak jauh yang sering digunakan masyarakat Indonesia jaman dahulu (setau ane cuma ada di Jawa gan). Maksudnya alat komunikasi yaitu sebagai kode morse, penanda adzan dan juga penanda adanya suatu kejadian/kecelakaan. Kentongan kecil berukuran tinggi kurang lebih 40 cm dan dengan diameter sekitar 10cm, sedangkan yang berukuran besar bisa berukuran tinggi 1,5 hingga 2 meter dan diameter sekitar 15-20 cm (yang biasa di masjid gan kalau sekarang). Segini aja deh sejarahnya ya gan kalau terlalu panjang nanti malah nggak masuk ke intinya.
Spoiler for Thek-Thek:
Kenthongan di daerah Banyumas dan Purbalingga lebih terkenal digunakan sebagai alat untuk bermain musik. 2 daerah ini adalah kota kabupaten yang masih tergolong dalam lingkup Povinsi Jawa Tengah. 2 daerah ini terkenal karena telah memajukan seni musik Thek-Thek. Bunyi-bunyian kenthongan yang semula hanya monoton dan tak memiliki nada dasar, kini menjadi suara yang enak untuk didengar dan dirasakan. Yang menciptakan alunan bunyi musik yang enak di dengar. Kegiatan menabuh kentongan sendiri berawal dari kebiasaan penduduk yang melakukan ronda, yang biasanya berjumlah 4-5 orang dengan menabuh kenthongan keliling desa. Namun kini dengan sentuhan seni, kenthongan atau sering disebut dengan "thek-thek" dapat menjadi seni musik dengan ritme yang indah dan enak didengar tanpa harus meninggalkan nuansa ketradisionalannya. Dan masyarakatpun kemudian mengenal kenthongan juga sebagai alat musik. Sekarang seni musik Thek-Thek sudah banyak diperlombakan di kedua daerah ini. Jumlah pemaiinnya rata rata 30 an orang, selain kenthongan sebagai alat musik utama, diiringi juga dengan alat musik seperti Bedhug (biasanya 2 biji), Calung, Kecrek, Suling, Teplak dan Angklung. Juga ditambah alat-alat lain agar lebih berirama.Tidak lupa dikomandani oleh seorang Mayoret juga loh gan (biasanya masih muda dan pinter joget gan, pegang tongkat sambil diputer-puter pula lagi) . Dari segi kostum biasanya para pemain memakai kostum yang seragam dan berwarna yang terkesan "ngejreng" supaya bisa menarik perhatian penonton pastinya. Lagu yang biasanya dibawain yaitu lagu Dangdut dan Campur Sari gan (asoy banget ). Tapi banyak juga kok lagu pop yang biasa diaransemen para pemain supaya pas dimaenin sama Thek-Thek, tinggal sekreatifnya pemain-pemainnya aja. Selain untuk lomba, grup-grup Tek-Tek juga digunakan untuk ajang mencari nafkah gan . Biasanya ada yang keliling-keliling kampung dari rumah kerumah gan, siapa aja yang mau pesen lagu bisa gan (yang penting ada duit dong). Grup grup Tek-Tek juga banyak yang sudah agak profesional sekarang, berani meminta bayaran-bayaran yang lumayan loh di setiap pentas-pentasnya (biasanya sih yang grup panggilan). Mereka juga sudah banyak yang tampil di daerah-daerah lain seperti Cilacap, Kroya, Kebumen, Banjarnegara dan lainnya. Mereka selalu mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat setempat, mungkin karena alunannya yang enak didengar dan lebih terkesan "merakyat" . Disamping berdimensi budaya, seni kenthongan/"thek-thek" memiliki nilai strategis dalam nation and character building berupa nilai-nilai kebersamaan, kesederajatan, kegotong royongan, cinta tanah air, pembinaan kawula muda, serta menggugah semangat membangun melalui syair-syair lagu yang dibawakan. Jumlah grup kenthongan di daerah Banyumas dan Purbalingga jumlahnya sekarang sudah banyak. Bahkan sekarang hampir di setiap desa punya Grup Kentongan sendiri loh . Beberapa contohnya yaitu Grup Gandrung Laras dari Desa Ciberung Ajibarang, grup Paijo Ajibarang, Debita, Singo Laras, dan banyak lainnya. |
Spoiler for Gambar:
Spoiler for 1:
Spoiler for 2:
Spoiler for 3:
Spoiler for 4:
Spoiler for 5:
Spoiler for 6:
Spoiler for 7:
Spoiler for 8:
Spoiler for 9:
Spoiler for 10:
Spoiler for 11:
Spoiler for 12:
Spoiler for 13: