Tempat Rayakan Kemeriahan Imlek di Indonesia – Bagi masyarakat Tionghoa, perayaan imlek menjadi momen yang sangat dinanti. Pasalnya, berbagai tradisi sambut perayaan Imlek akan dilakukan di berbagai wilayah Indonesia.
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru China sangat beragam, begitu juga dengan di Indonesia. Bagi Anda yang bukan keturunan warga Tionghoa namun ingin ikut merayakannya
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru China sangat beragam, begitu juga dengan di Indonesia. Bagi Anda yang bukan keturunan warga Tionghoa namun ingin ikut merayakannya
Berikut beberapa titik lokasi kawasan di Indonesia yang turut serta merayakan Imlek:
1. Kelenteng dan Pasar Petak Sembilan, Jakarta
Kelenteng ini keseluruhan gedungnya didominasi warna merah dan dikelilingi oleh tembok. Pintu utamanya berada di Selatan, berupa gapura naga merah. Sebelah kiri gerbang ada deretan tiga kelenteng tua.
Di halaman kedua terdapat kelenteng utama menghadap Selatan berikut dua singa (Bao Gu Shi) yang konon berasal dari Provinsi Kwangtung, Tiongkok Selatan.
Menjelang Imlek, kelenteng yang telah dirapikan dan dilakukan cat ulang itu tidak akan pernah sepi dikunjungi oleh para pengunjung terutama masyarakat Tionghoa yang akan bersembahyang.
Kemeriahan menjelang Imlek juga terlihat di sejumlah pasar tradisional yang biasa dikunjungi masyarakat Tionghoa, seperti Pasar Petak Sembilan di seberang pusat elektronik Glodok, Jakarta Barat.
Di Pasar ini dijual aneka manisan kering seperti kana, buah plum, dan kulit jeruk yang dimaniskan. Makanan yang berasa manis seperti manisan dan permen dipercaya warga keturunan Tionghoa sebagai perlambang hidup yang manis.
Di sana juga banyak dijual buah khas Imlek seperti jeruk, leci, dan buah plum. Aneka jeruk terutama jeruk Mandarin, dan jeruk Bali banyak diborong pembeli karena jeruk dianggap buah simbol persaudaraan dan kerukunan.
2. Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal
Kelenteng berusia 300 tahun lebih ini berdiri di atas tanah seluas 4500 meter persegi. Kelenteng ini sebelumnya bernama Cin Jin Bio. Adapun nama Tek Hay Kiong dapat diartikan juga Istana dari Konco Tek Hay Cin Jien yang merupakan gelar kebesaran dari Kwee Lak Kwa.
Bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya, Konco Tek Hay Cin Jien dipuja sebagai Dewa Pelindung.
Di kelenteng ini setiap tahun menggelar acara antara lain Sembahyang Pantai dengan mengundang kelenteng-kelenteng dewa laut dari kota di Pantai Tegal. Lalu Kirab Toa Pe Kong dimana Kelenteng Tek Hay Kiong mengeluarkan delapan tandu, sembahyang rebutan/Tiong Guan, dan upacara Sejit Tek Hay Cin Jin yang diadakan secara besar-besaran untuk merayakan hari pertama Kong Co Tek Hay Cin Jin datang ke Tegal.
3. Phak Khak Liang dan Vihara Dewi Kwan Im, Bangka
Kedua tempat yang bernilai histori religi ini bisa menjadi pilihan Anda untuk berwisata Imlek dan Cap Go Meh. Phak Khak Liang menjadi saksi bisu sejarah penambangan timah di Bangka yang kemudian dijadikan kawasan wisata yang dipenuhi bangunan bergaya China.
Lokasinya berada di Belinyu, 57 Km dari Sungailiat. Selain itu ada Makam Cok Tien, putri dari Bong Kiung Fu, seorang tokoh China yang mendirikan Benteng Kuto Panji. Makam ini berada di Benteng, 1,5 Km dari Kota Belinyu.
Sedangkan Vihara Dewi Kwan Im berada di Desa Jelitik, sekitar 15 Km dari Kota Sungailiat, tepatnya di bawah kaki bukit yang dialiri sungai. Oleh warga keturunan Tionghoa di sana, airnya dipercaya dapat menyebuhkan berbagai penyakit dan bisa bikin awet muda. Di objek ini terdapat kolam pemandian dan vihara kecil untuk sembahyang.
4. Kota Seribu Kelenteng, Singkawang, Kalimantan Barat
Singkawang setiap perayaan Imlek dan Cap Gomeh rutin menggelar acara secara besar-besaran. Ada lima acara besar yang kerap diadakan seperti lomba hias lampion se-Kota Singkawang, malam kesenian yang dilaksanakan pada malam Imlek, pawai kendaraan hias, Cap Go Meh, dan malam ramah tamah. Dalam parade kendaraan hias kita dapat menyaksikan Tatung, Loya, dan Barongsai.
Di kota ini saat acara Cap Go Meh, kita dapat menyaksikan pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan, dan orang-orang inilah yang disebut Tatung.
Uniknya di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak.
5. Kelenteng Sampo Kong, Semarang
Gedung Batu Sam Po Kong adalah petilasan, bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama Laksamana China bernama Zheng Ho(Cheng Ho) atau juga dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Gedung ini terletak di daerah Simongan, sebelah Barat Daya Kota Semarang.
Disebut Gedung Batu karena bentuknya berupa gua batu besar di kaki bukit batu. Gedung ini kini menjadi tempat peringatan, sembahyang, dan berziarah. Di dalam gua batu ada altar dan patung-patung Sam Po Tay Djien.
Pada malam Imlek dan Cap Go Meh masyarakat berbondong-bondong ke Kelenteng Gedung Batu Sampo Kong. Mereka ada yang bersembahyang dan banyak pula yang sengaja datang untuk menyaksikan aneka pertunjukan rakyat dan wayang kulit sejak malam hingga dini hari.
Selain itu, di sana banyak pedagang beragam penganan seperti lontong cap gomeh dan wedang dari kacang godhog, tebu, sekoteng, dan ronde
1. Kelenteng dan Pasar Petak Sembilan, Jakarta
Kelenteng ini keseluruhan gedungnya didominasi warna merah dan dikelilingi oleh tembok. Pintu utamanya berada di Selatan, berupa gapura naga merah. Sebelah kiri gerbang ada deretan tiga kelenteng tua.
Di halaman kedua terdapat kelenteng utama menghadap Selatan berikut dua singa (Bao Gu Shi) yang konon berasal dari Provinsi Kwangtung, Tiongkok Selatan.
Menjelang Imlek, kelenteng yang telah dirapikan dan dilakukan cat ulang itu tidak akan pernah sepi dikunjungi oleh para pengunjung terutama masyarakat Tionghoa yang akan bersembahyang.
Kemeriahan menjelang Imlek juga terlihat di sejumlah pasar tradisional yang biasa dikunjungi masyarakat Tionghoa, seperti Pasar Petak Sembilan di seberang pusat elektronik Glodok, Jakarta Barat.
Di Pasar ini dijual aneka manisan kering seperti kana, buah plum, dan kulit jeruk yang dimaniskan. Makanan yang berasa manis seperti manisan dan permen dipercaya warga keturunan Tionghoa sebagai perlambang hidup yang manis.
Di sana juga banyak dijual buah khas Imlek seperti jeruk, leci, dan buah plum. Aneka jeruk terutama jeruk Mandarin, dan jeruk Bali banyak diborong pembeli karena jeruk dianggap buah simbol persaudaraan dan kerukunan.
2. Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal
Kelenteng berusia 300 tahun lebih ini berdiri di atas tanah seluas 4500 meter persegi. Kelenteng ini sebelumnya bernama Cin Jin Bio. Adapun nama Tek Hay Kiong dapat diartikan juga Istana dari Konco Tek Hay Cin Jien yang merupakan gelar kebesaran dari Kwee Lak Kwa.
Bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya, Konco Tek Hay Cin Jien dipuja sebagai Dewa Pelindung.
Di kelenteng ini setiap tahun menggelar acara antara lain Sembahyang Pantai dengan mengundang kelenteng-kelenteng dewa laut dari kota di Pantai Tegal. Lalu Kirab Toa Pe Kong dimana Kelenteng Tek Hay Kiong mengeluarkan delapan tandu, sembahyang rebutan/Tiong Guan, dan upacara Sejit Tek Hay Cin Jin yang diadakan secara besar-besaran untuk merayakan hari pertama Kong Co Tek Hay Cin Jin datang ke Tegal.
3. Phak Khak Liang dan Vihara Dewi Kwan Im, Bangka
Kedua tempat yang bernilai histori religi ini bisa menjadi pilihan Anda untuk berwisata Imlek dan Cap Go Meh. Phak Khak Liang menjadi saksi bisu sejarah penambangan timah di Bangka yang kemudian dijadikan kawasan wisata yang dipenuhi bangunan bergaya China.
Lokasinya berada di Belinyu, 57 Km dari Sungailiat. Selain itu ada Makam Cok Tien, putri dari Bong Kiung Fu, seorang tokoh China yang mendirikan Benteng Kuto Panji. Makam ini berada di Benteng, 1,5 Km dari Kota Belinyu.
Sedangkan Vihara Dewi Kwan Im berada di Desa Jelitik, sekitar 15 Km dari Kota Sungailiat, tepatnya di bawah kaki bukit yang dialiri sungai. Oleh warga keturunan Tionghoa di sana, airnya dipercaya dapat menyebuhkan berbagai penyakit dan bisa bikin awet muda. Di objek ini terdapat kolam pemandian dan vihara kecil untuk sembahyang.
4. Kota Seribu Kelenteng, Singkawang, Kalimantan Barat
Singkawang setiap perayaan Imlek dan Cap Gomeh rutin menggelar acara secara besar-besaran. Ada lima acara besar yang kerap diadakan seperti lomba hias lampion se-Kota Singkawang, malam kesenian yang dilaksanakan pada malam Imlek, pawai kendaraan hias, Cap Go Meh, dan malam ramah tamah. Dalam parade kendaraan hias kita dapat menyaksikan Tatung, Loya, dan Barongsai.
Di kota ini saat acara Cap Go Meh, kita dapat menyaksikan pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan, dan orang-orang inilah yang disebut Tatung.
Uniknya di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak.
5. Kelenteng Sampo Kong, Semarang
Gedung Batu Sam Po Kong adalah petilasan, bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama Laksamana China bernama Zheng Ho(Cheng Ho) atau juga dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Gedung ini terletak di daerah Simongan, sebelah Barat Daya Kota Semarang.
Disebut Gedung Batu karena bentuknya berupa gua batu besar di kaki bukit batu. Gedung ini kini menjadi tempat peringatan, sembahyang, dan berziarah. Di dalam gua batu ada altar dan patung-patung Sam Po Tay Djien.
Pada malam Imlek dan Cap Go Meh masyarakat berbondong-bondong ke Kelenteng Gedung Batu Sampo Kong. Mereka ada yang bersembahyang dan banyak pula yang sengaja datang untuk menyaksikan aneka pertunjukan rakyat dan wayang kulit sejak malam hingga dini hari.
Selain itu, di sana banyak pedagang beragam penganan seperti lontong cap gomeh dan wedang dari kacang godhog, tebu, sekoteng, dan ronde