Hal ini dilakukan sebagai cara by pass untuk menyuntikkan langsung spermanya ke kantung sel telur betina. Hubungan seks unik yang disebut inseminasi traumatik ini menguntungkan sang pejantan karena peluangnya membuahi sel telur dan punya keturunan lebih besar.
Pada perkawinan normal, pejantan umumnya menyalurkan sperma menggunakan sepasang pedipalp, organ seksnya. Sperma yang dikeluarkan pejantan umumnya ditampung dulu sang betina di bagian yang disebut spermatheca. Pembuahan baru akan terjadi bila sel telur matang dan bergerak ke bagian ini.
Namun, sifat spermatheca last in, first out. Jika ada pejantan lain yang melakukan hubungan seks selanjutnya, spermanya akan lebih diutamakan. Kompetisi seperti inilah yang mungkin dihindari laba-laba di Isarel tersebut.
Milan Rezic, seorang entomolog dari Crop Research Institute di Praha, Ceska, menemukan bahwa Harpactea sadistica memiliki organ seks spesial di ujung pedipalp-nya. Organ tersebut terdiri dari bagian yang digunakan untuk mencengkeram dan bagian lainnya untuk menyuntikkan sperma.
Dengan kedua ujung pedipalp, laba-laba jantan menusuk perut betina hingga ke bagian kantung sel telur lalu menyuntikkan spermanya. Apa yang dilakukan Harpactea sadistica mungkin bagian dari proses evolusi. Sebab, hasil analisis juga menunjukkan bahwa bagian spermatheca laba-laba betina tak berkembang dan mengalami pengerdilan.
Perilaku seks yang aneh seperti ini juga terjadi pada beberapa jenis kutu misalnya kutu busuk. Namun, pada laba-laba baru kali ini dilaporkan.
Sumber: Kompas