ShareSelain dipandang sebagai kelemahan moral, kecanduan pornografi juga merupakan penyakit
otak yang paling sulit untuk diobati. Dan hasil survei baru menunjukkan adanya hubungan antara pornografi dan impotensi.
Para ahli menyatakan bahwa kecanduan pornografi dapat menyebabkan kerusakan bagian otak dan bahkan melebihi kerusakan yang disebabkan oleh narkoba. Dan survei baru di Italia menemukan ada hubungan yang besar antara kecanduar pornografi dan disfungsi ereksi alias impotensi.
Prof Carlo Foresta, profesor urologi di University of Padua yang melakukan survei menemukan 70 persen pemuda mencari bantuan klinis untuk masalah seksual karena telah kecanduan pornografi internet, seperti dilansir Medindia, Jumat (17/6/2011).
"Banyak pria muda berusia 20 tahun atau lebih, tidak bisa mendapatkan gadis dalam dunia nyata sehingga membuatnya memiliki kebiasaan menonton pornografi atau masturbasi yang berlebihan. Pria-pria ini tidak akan pernah terbuka membicarakan hal ini dengan teman atau rekan kerjanya karena takut akan menjadi bahan tertawaan. Tapi ketika ada salah satu dari mereka menceritakan masalahnya dalam forum kesehatan, maka akan banyak balasan dari orang lain yang juga mengalami masalah yang sama," kata salah seorang partisipan Prof Foresta.
Menurut Prof Foresta, impotensi yang terkait dengan pornografi bisa disembuhkan. Namun dalam masa pemulihan, dibutuhkan sekitar 4 sampai 12 minggu untuk menghindari rangsangan seksual yang intens.
"Dari mereka yang akhirnya sembuh dengan penghentian penggunaan pornografi, banyak yang sebelumnya berkunjung ke dokter, menjalani berbagai tes dan dinyatakan 'baik-baik saja' secara fisik," jelas Prof Foresta, yang juga merupakan Kepala Italian Society of Andrology and Sexual Medicine.
Dan ketika seorang pecandu pornografi maupun masturbasi ingin menghentikan kebiasaannya, biasanya hal inilah yang terjadi:
1. Gejala penarikan dan ngidam (craving), segera setelah berhenti.
2. Menurunnya libido dan kemampuan ereksi, dimulai pada akhir minggu pertama.
3. Tidak adanya libido dan ereksi (penis menyusut), berlanjut selama 2-6 minggu tergantung usia dan tingkat keparahan penggunaan pornografi.
4. Bertahap kembali mengalami ereksi pagi, libido dan ereksi spontan mulai dirasakan. Tidak ada lagi 'kebocoran mani' saat buang air besar, dll.
5. Pemulihan kesehatan ereksi, hasrat seksual dengan pasangan nyata kembali ada.
Penderita biasanya sembuh dalam waktu delapan minggu. Untuk laki-laki usia remaja umumnya memerlukan waktu yang lebih singkat, tetapi mereka juga cenderung lebih sering kambuh, yang akhirnya memperpanjang waktu pemulihan.
sumber :