Tugas Seorang Istri Yang Sholihah
Ketika kita masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dimana kita mendapatkan kosakata baru dalam Bahasa Inggris. Banyak sekali kata yang harus kita pelajari sebagai bahan ketika berkomunikasi.
Masih ingatkah dengan kata WIFE yang berarti istri?? Secara terminologi istri adalah seseorang yang sudah menikah dan menjadi hak milik seorang laki-laki. Pada saat itulah bermula sebuah kehidupan yang disebut dengan kehidupan rumah tangga.
Istri atau WIFE, dalam Bahasa Inggris, mempunyai kedalaman arti yang tidak hanya dipandang sebagai pendamping suami, tetapi lebih dari itu, dan mempunyai beban dan tanggung jawab yang berat pula. Mari kita runut satu persatu makna dari kata WIFE tersebut:
Pertama adalah huruf “W” adalah “washing” yang artinya adalah “mencuci“; yang kedua adalah “I” yaitu “ironing” yang artinya “menyeterika“; lanjutnya adalah “F” yaitu “feeding” artinya “memasak dan menyiapkan makanan“; dan yang terakhir “E” adalah “entertaining” berarti “hiburan” atau “menghibur” atau untuk kepentingan relaksasi psikhis. Wah kasian ya jadi istri...
Tugas yang diemban sangat berat. Begitu beratnya tugas yang iembannya, maka Khalifah Umar bin Khatab (Khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash Shidiq) yang terkenal tegas dan pemberani saja selalu diam ketika istrinya marah, bukan karena takut atau tidak berani kepada istrinya tetapi beliau berusaha maklum dan mengerti, dan membiarkan istrinya untuk meluapkan kekesalannya.
Sekelumit makna kata “WIFE” memberikan sebuah deskripsi yang luar biasa akan beratnya tanggung jawab seorang istri dalam mengurus rumah tangganya, demi anak-anaknya dan suaminya. Di situ pulalah termaktub sebuah pengabdian yang luar biasa dari seorang wanita ketika sudah berstatus sebagai istri, maka tidaklah mengherankan apabila Rasulullah SAW menyebutkan bahwa “surga berada di bawah telapak kaki ibu”.
Kata “WIFE” juga seharusnya menjadi sebuah refleksi bagi para suami dan juga bagi para calon suami akan tugas dan tanggung jawab masing-masing individu di dalam sebuah rumah tangga, dan tidak sepantasnyalah bagi para pasutri untuk merasa unggul satu sama lain dikarenakan oleh tugas dan tanggung jawabnya tersebut. “WIFE” memaknai sebuah kehidupan rumah tangga untuk bisa saling bersinergi dalam menjalankan amanah Allah SWT.
Masih ingatkah dengan kata WIFE yang berarti istri?? Secara terminologi istri adalah seseorang yang sudah menikah dan menjadi hak milik seorang laki-laki. Pada saat itulah bermula sebuah kehidupan yang disebut dengan kehidupan rumah tangga.
Istri atau WIFE, dalam Bahasa Inggris, mempunyai kedalaman arti yang tidak hanya dipandang sebagai pendamping suami, tetapi lebih dari itu, dan mempunyai beban dan tanggung jawab yang berat pula. Mari kita runut satu persatu makna dari kata WIFE tersebut:
Pertama adalah huruf “W” adalah “washing” yang artinya adalah “mencuci“; yang kedua adalah “I” yaitu “ironing” yang artinya “menyeterika“; lanjutnya adalah “F” yaitu “feeding” artinya “memasak dan menyiapkan makanan“; dan yang terakhir “E” adalah “entertaining” berarti “hiburan” atau “menghibur” atau untuk kepentingan relaksasi psikhis. Wah kasian ya jadi istri...
Tugas yang diemban sangat berat. Begitu beratnya tugas yang iembannya, maka Khalifah Umar bin Khatab (Khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash Shidiq) yang terkenal tegas dan pemberani saja selalu diam ketika istrinya marah, bukan karena takut atau tidak berani kepada istrinya tetapi beliau berusaha maklum dan mengerti, dan membiarkan istrinya untuk meluapkan kekesalannya.
Sekelumit makna kata “WIFE” memberikan sebuah deskripsi yang luar biasa akan beratnya tanggung jawab seorang istri dalam mengurus rumah tangganya, demi anak-anaknya dan suaminya. Di situ pulalah termaktub sebuah pengabdian yang luar biasa dari seorang wanita ketika sudah berstatus sebagai istri, maka tidaklah mengherankan apabila Rasulullah SAW menyebutkan bahwa “surga berada di bawah telapak kaki ibu”.
Kata “WIFE” juga seharusnya menjadi sebuah refleksi bagi para suami dan juga bagi para calon suami akan tugas dan tanggung jawab masing-masing individu di dalam sebuah rumah tangga, dan tidak sepantasnyalah bagi para pasutri untuk merasa unggul satu sama lain dikarenakan oleh tugas dan tanggung jawabnya tersebut. “WIFE” memaknai sebuah kehidupan rumah tangga untuk bisa saling bersinergi dalam menjalankan amanah Allah SWT.